Senin, 13 Januari 2014

SINOPSIS KIDUNG HARSAWIJAYA




Kidung Harsawijaya menceritakan tentang jatuhnya kerajaan Singasari dan munculnya kerajaan baru yang berlandaskan pada kerajaan sebelumnya, Majapahit. Singasari dipimpin oleh raja yang bernama Narashinga, beserta permaisurinya raja memiliki putera bernama Harsawijaya. Harsawijaya adalah putera raja yang cerdas, tampan dan gagah berani.
Sepeninggal raja narashinga dan permaisurinya takhta kerajaan diwariskan secara sementara kepada sepupu raja, Kertanegara sampai pangeran Harsawijaya sudah cukup umur untuk bertakhta menggantikan ayahnya. Namun selama kepemimpinan Kertanegara kerajaan Singasari mengalami kemunduran, banyak para brahmana dan para pejabat tinggi mengundurkan diri karena tidak setuju dengan cara Kertanegara menggunakan kekuasaannya. Ketika Harsawijaya sudah cukup umur untuk dinobatkan sebagai raja, Kertanegara mengundurkan diri dan memutuskan untuk menyerahkan puterinya sendiri Puspawati dan Pusparasmi kepada Harsawijaya untuk dijadikan isteri.
Kemudian Anengah, sang patih mengusulkan agar diadakan suatu ekspedisi ke Melayu dan memaksa raja negri itu untuk menyerahkan kedua puterinya Dara Petak dan Dara Jingga kepada Harsawijaya untuk dijadikan permaisuri. Raganata pun juga sudah memperingatkan bahwa Jayakatwang raja Kadiri sudah lama tidak menghadap ke Singasari namun peringatan dari Raganata diabaikan dan istana pun dibiarkan dengan pasukan penjaga yang sangat minim. Akhirnya ekspedisi dimulai dari Tuban. melihat keadaan keraton yang tidak dilindungi oleh pasukan-pasukan maka Wiraraja pejabat yang dipecat pada masa pemerintahan Narashinga menggunakan kesempatan itu untuk balas dendam. Segera Wiraraja mengutus anaknya Wirondaya untuk datang ke Kadiri menghasut Jayakatwang agar ia memberontak Singasari. kemudian Jayakatwang meminta nasihat kepada patihnya, patihnya pun menyarankan untuk tidak menyianyiakan kesempatan itu dan kembali merebut kemerdekaannya. Akhirnya Jayakatwang membagi pasukannya menjadi dua bagian, pasukan pertama menyerang dari arah utara dan pasukan kedua dari arah selatan. Pasukan dari arah utara berhasil dikalahkan oleh Singasari namun tidak menyangka bahwa pasukan dari selatan yang sebelumnya bersembunyi dihutan telah memberontak didalam keraton, akhirnya Singasari lumpuh, Kertanegara tewas dan Harsawijaya lari ke arah timur karena tidak mampu melawan pasukan Kadiri. akhirnya kemenangan saat itu ditangan Daha (Kadiri).
Suatu malam Harsawijaya melakukan serangan mendadak, ia mampu merebut anak sulung dari Kertanegara (Puspawati) namun anak bungsu (Pusparasmi) dibawa oleh pasukan Kadiri. Karena Harsawijaya tidak memungkinkan untuk melakukan serangan maka Harsawijaya melanjutkan pelariannya menuju pertapaan Santasmerti, di pertapaan itu para Brahmana sudah menunggu rombongan Harsawijaya, mereka menyambutnya dengan baik, bahkan para Brahmana menyarankan Harsawijaya menyebrang ke Madura untuk meminta bantuan Wiraraja. Di Madura Harsawijaya menyusun siasat dengan Wiraraja untuk merebut kembali puteri Kertanegara dan tahta orang tuanya. Wiraraja menganjurkan untuk mengunjungi Jayakatwang, untuk menjajaki apakah Jayakatwang masih berbaik hati kepada Harsawijaya, akhirnya Harsawijaya bersama Pusparasmi dan sisa rombongannya menuju Kadiri, sebelumnya Ronggo Lawe telah menyampaikan kepada Raja maksud dan tujuan dari Harsawijaya. Jayakatwangpun menerima permohonannya.
Ekspedisi melayu berhasil dilakukan, para rombongan membawa 2 puteri raja, namun mendengar Singasari telah dikuasai oleh Kadiri para rombongan memutuskan untuk membantu Harsawijaya untuk merebut tahta kerajaannya.
            pada waktu itu Raja Daha mengadakan upacra galungan, Harsawijayapun menyarankan untuk mengadakan suatu pertandingan ketrampilan bersenjata antara ksatria Daha dengan Singasari. Lama kelamaan Taman Sari Sri Baginda terasa sempit karena rombongan Singhasari kian bertambah. Atas nasihat Sang Patihnya, Raja Daha memutuskan Harsawijaya dan rombongan pindah ke Trik letaknya tidak jauh dari Daha tetapi merupakan hutan belantara lebat. Esok harinya rombongan Harsawijaya menuju ke lokasi yang telah ditentukan. Wiraraja dan penduduk Madura pun membantu membersihkan dan menata hutan Trik menjadi hunian pemukiman dan sejak itu Hutan Trik menjadi Majapahit. Segera setelah Hutan Trik dibuka dan menjadi hunian pemukiman yang cukup luas, Harsawijaya mohon izin untuk menetap selamanya. Jayakatwang pun sadar akan bahaya yang mengancam dirinya, namun dia menerima nasibnya bahwa 'hidup di dunia selalu diiringi untung dan malang silih berganti dan tidak ada sesuatu pun yang lestari'  Namun untuk waktu cukup lama hubungan antara Daha dan Majapahit terjalin baik. namun kemudian Harsawijaya memutuskan untuk segera melaksanakan rencananya untuk mengadakan serangan terbuka ke Daha, tetapi Ronggo Lawe menyarankan untuk minta nasihat dulu kepada Wiraraja. Wiraraja memutuskan untuk meminta bantuan kepada raja Tatar, dan sebagai umpan ditawarkannya anak dari Jayakatwang, Ratna Kesari. Sambil menanti pasukan Madura dan sekutu dari Tatar, Harsawijaya merayakan pernikahannya  dengan Puspawati.
            Mendengar bahwa pasukan Tatar sudah sampai di Canggu, Jayakatwang merasa bahwa sebagai Raja dia tidak boleh mundur ia menyadari bahwa pada akhirnya kekuasaan Jawa akan jatuh ke Majapahit. Sementara itu Harsawijaya membentuk pasukannya menjadi tiga sudut, Majapahit, madura dan Tatar. Mereka sepakat untuk bertemu di Bobot Sari. Tidak lama musuh pun nampak, terjadilah pertempuran, pasukan Daha menyerang dengan gagah berani namun kalah banyak dengan pasukan Majapahit. Datanglah Jayakatwang diatas gajah siap untuk bertarung dengan Harsawijaya, namun Harsawijaya justru merasa bimbang ketika menghadapi  raja yang pernah menjadi teman dan pelindungnya, namun Jayakatwang tetap duduk dan bersemedhi, dengan segera tubuhnya lenyap keatas, melihat itu para prajurit terkejut dengan hal yang gaib itu. Kemudian para prajurit tartar mundur, Harsawijaya menuju Daha untuk melindungi para penghuni keputrian, namun ternyata semuanya bunuh diri setelah mendengar kematian raja, hanya Pusparasmi saja yang berhasil dihalangi oleh sang ratu dan Ratna Keswari. Akhirnya Harsawijaya meminta beberapa pengawal untuk mengantar puteri ke Majapahit, sedangkan ia sendiri menuju Bobot Sari.
            kemudian raja Tatar mengutus patihnya untuk meminta putri yang telah dijanjikan sebelumnya. Namun Wiraraja menyampaikan bahwa sang putri meninggal bunuh diri bersama warga istana Daha. Hal itu membuat raja Tatar kecewa dan marah, ia memutuskan untuk berbalik merebut Pusparasmi. Harsawijaya bersiaga ketika pasukan tar tar mendekat, ia tidak ingin kehilangan Pusparasmi, maka ia memastikan dan bertanya kepada Pusparasmi apakah sang putri bersedia menjadi isteri raja Tatar namun Pusparasmi menolaknya dengan marah. Akhirnya terjadi pertempuran, pasukan Tatar kalah telak dan rajanya pun meninggal. Setelah pasukan Majapahit menang Harsawijaya mengundang Mpu Santasmrti yang bersemayam di himagiri untuk melakukan upacara pensucian dan penobatan Harsawijaya sebagai raja. Namun selang satu bulan Brahmana baru sampai di Majapahit, penobatan terjadi pada tanggal 15 bulan karttika. Harsawijaya diberi gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dan mulai pada saat  itu semua sahabat-sahabat seperjuangannya diangkat menjadi pejabat tinggi. Dan semua pulau-pulau dinusantara mengakui bahwa kedaulatan Majapahit sebagai pemimpin mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar