Senin, 13 Januari 2014

40 HARI SETELAH MELAHIRKAN



Dalam 40 hari setelah melahirkan diadakan prosesi cukuran, cukuran dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan rambut bayi dari segala macam najis. Selain itu juga merupakan ungkapan syukur atau terima kasih kepada Allah yang telah mengkaruniai seorang anak yang telah lahir dengan selamat.
Di Tegal pelaksanaan cukuran bayi yaitu pada saat para tamu undangan sedang membacakan perjanjian, biasanya yang mencukur rambut si bayi adalah dukun bayi atau sesepuh atau priyayi desa tersebut. Biasanya cukurannya tidak botak melainkan di sisakan di bagian belakang dan bagian depan, jika perempuan menyisakan rambutnya di bagian belakang dan jika laki-laki menyisakan rambutnya di bagian depan. 
Dalam acara ini makanan yang disajikan adalah bubur cadil, biasanya disajikan diatas gedebog namun sekarang banyak yang menggunakan piring atau mangkok untuk menyajikannya. Setelah acara ini selesai Bubur cadil tersebut dibagikan kepada keluarga dan para tetangga terdekatnya.

PUPUTAN



Puput berasal dari kata puput yang berarti lepas. Upacara puputan sering disebut dengan dhautan yang diselenggarakan pada sore hari untuk menandai putusnya tali pusar bayi dengan mengadakan selamatan.
Waktu penyelenggaraan upacara puputan di Tegal tidak dapat ditentukan secara pasti karena putusnya tali pusar masing-masing bayi tidak sama. Biasanya setelah bayi berumur satu minggu biasanya kurang dari satu minggu.
Di daerahku puputan diselenggarakan dengan acara melek sewengi oleh orang tua bayi atau bersama dengan para tetangganya. Dalam prosesi melek sewengi bayi di pangku oleh sang ibu uniknya lagi bantal yang digunakan oleh sang bayi adalah beras yang dikelilingi benang atau biasanya disebut dengan kandang benang.  Ada tujuannya mengapa bantal bayi menggunakan beras yang dikelilingi oleh benang yaitu supaya bentuk kepala bayi bagus.
Dalam prosesi ini makanan yang disajikan sederhana saja  yaitu bubur  merah putih, dan bubur merah putih tersebut nantinya dibagikan kepada keluarga dan para tetangga terdekatnya.

BROKOHAN



Brokohan adalah syukuran yang dilaksanakan saat bayi baru lahir.
Diadakannya upacara brokohan di Tegal bertujuan untuk mensyukuri barokah dari Tuhan karena bayi sudah lahir dengan selamat. Prosesi yang dilaksanakan adalah syukuran yang biasanya disebut “Namu”.
Dalam prosesi ini makanan yang di sajikan sederhana yaitu urab (kangkung, kecipir, daun papaya, pucuk daun turi), tahu, tempe, ayam goreng.
Syukuran ini biasanya mengundang keluarga atau tetangga terdekat untuk mendoakan si jabang bayi dan biasanya juga dengan menetapkan nama untuk si jabang bayi. Orang yang datang untuk mendoakan bayi biasanya para ibu-ibu, dan yang memimpin doa biasanya dukun bayi. Setelah selesai membacakan doa, makanan yang sudah disediakan di berikan kepada ibu-ibu yang datang untuk di bawa pulang. 

MITONI (TEBUS WETENG)



Mitoni berasal dari kata pitu (7), upacara ini dilaksanakan ketika janin berumur 7 bulan. Makna umur 7 bulan yaiku badan sudah sempurna. Miturut orang Jawa 7 bulan merupakan proses dimana manusia sudah berwujud nyata dan sempurna.
Tujuan dari prosesi ini adalah untuk keselamatan calon bayi dan ibu atau untuk tolak bala.
Proses acara mitoni tidak jauh berbeda dengan acara ngupati atau mapati atau 4 bulanan. Dalam acara mitoni makanan yang disajikan tidak jauh berbeda dengan acara 4 bulanan yang membedakan adalah kupat lepet dan lolos. Makanannya yaitu tumpeng, juwada pasar, kupat lepet, pisang 7 rupa, lolos, waluh ditaruh uang logam, rujak, rujaknya terbuat dari bermacam-macam buah-buhan.
Prosesi dilaksanakan dengan mengundang keluarga dan para tetangga. Jika para tamu undangan sudah berkumpul acara mitoni atau tebus weteng bisa di mulai yang memimpin acara ini adalah sesepuh atau biasanya pak kyai, biasanya acaranya diawali dengan pak kyai menyampaikan ceramah mengenai mitoni atau tebus weteng. Selanjutnya para tamu undangan membaca surat lukman satu kali selanjutnya membaca tahlil dan yang terakhir berdoa. Setelah berdoa makanan yang sudah disediakan diberikan kepada para tamu undangan yang datang.

4 BULANAN ATAU MAPATI

Saat janin (embrio) berusia 120 hari atau 4 bulan dimulailah kehidupan dengan ruh dan saat itulah ditentukan bagaimana ia berkehidupan selanjutnya di dunia sampai di akhirat. Ada baiknya mengadakan upacara 4 bulanan atau mapati.
Prosesi 4 bulanan atau mapati bermaksud untuk berdoa sebagai sikap bersyukur, ketundukan dan kepasrahan, mengajukan permohonan kepada Allah agar nanti anak lahir sebagai manusia yang utuh, sempurna, sehat, dianugerahi rezeki yang baik dan lapang, berumur panjang yang penuh dengan nilai-nilai ibadah, beruntung di dunia dan di akhirat.
Dalam acara 4 bulanan atau mapati di Tegal makanan yang di sajikan yaitu seperti tumpeng, juwada pasar, pisang 7 rupa, rujak, waluh yang ditaruh uang logam.
Prosesi 4 bulanan atau mapati di Tegal dilaksanakan dengan mengundang keluarga dan para tetangga terdekat. Jika para tamu undangan sudah berkumpul maka acara 4 bulanan atau mapati bisa dimulai dan yang memimpin acara ini adalah sesepuh atau pak kyai, biasanya diawali dengan pak kyai tersebut memberikan ceramah mengenai acara 4 bulanan atau mapati, tujuannya apa?. Selanjutnya para tamu undangan membaca surat lukman satu kali bersama-sama selanjutnya membaca tahlil dan yang terakhir berdoa. Setelah berdoa makanan yang sudah disediakan diberikan kepada para tamu undangan yang datang.