Siraman merupakan upacara kembang
bagi segala keperluan, tetapi utamanya bagi calon pengantin wanita dan pria
sehari sebelum panggih.
Macam-macam upacara siraman
1.
Siraman pusaka di sebut Jamasan biasanya pada 1 sura
2.
Siraman mitoni
bagi ibu hamil
3.
Siraman Sukeran
bagi gadis yang haid pertama kali
4.
Siraman Supitan
bagi anak lelaki yang disupit
5.
Siraman Ruwatan
bagi penyandang sukerta
6.
Siraman bagi
pengantin
Siraman dikenal
pula sebagai adus kembang atau adus pamor di sebut demikian karena airnya
diambil dari 7 sumber mata air yang bersih yang di campur jadi satu (air
pamorsih), ditaruh disebuah polongan besar (guci bagus) diberi bunga 7 rupa,
ada baiknya jika air diambil dari tempuran yakni tempat bertemunya 2 hilir air
sungai sebagai perlambang ikatan baru keluarga atau dua insane yang saling
mencintai.
Tujuan Siraman
untuk memohon berkah kepada Allah, menghilangkan segala gangguan dan pengaruh
buruk, membersihkan diri dari kotoran-kotoran ( rereged, kotor raga dan kotor
rasa ), terbebas dari segala pikiran dan beban masa lalu dan mencari kesegaran
raga dan rasa sehingga sukses menempuh hidup baru.
Siraman
diadakan pagi atau sore hari. Siraman pagi berarti menurut kebiasaan para
bidadari yang senang mandi pagi hari sehingga calon pengantin bisa secantik
bidadari. Tempat siraman bisa dimana saja, biasanya dibutkan sebuah taman
dengan krobongan berhiaskan tatanan tanaman daun dan bunga indah sehingga
tercipta taman sari yang cantik mempesona. Yang nyirami pengantin adalah mereka
yang merestui perkawinan. Orang yang nyirami disebut Panjurung. Syarat bagi
pengantin puteri yang nyiram juga puteri begitu juga pengantin kakung/pria juga
yang nyirami pria. Panjurung harus sudah berkeluarga dan punya putera, jumlah 7
orang lalu terakhir orang tua pengantin. Jadi jumlahnya penyiraman ada 9. Namun
kebiasaan sekarang boleh lebih dari 7 orang.
Sesaji
Siraman Pengantin
Sesaji Siraman : tumpeng
robyong, tumpeng gundul, jenang bubur merah putih, jajan pasar, kembang borah,
tebu wulung setangkep (sepasang), ayam hidup, kendhi klenthing berisi air 7
sumur mata air, kemabang setaman.
Air Siraman : air pamorsih,
bunga setaman seperti bunga 7 rupa.
Alas Dhudhuk bagi calon
pengantin : klasa Bangka, klasa pandan anyar/baru, daun opo-opo, daun kluwih,
daun kara, alang-alang, dhadhap serep, mojo. Semuanya di bungkus kain mori
putih, kain tutup : letrek jingga, bangun tulak, sindurlwatan, sembagi, yuyu
sekandhang, mayang mekar, lurik nuluh watu.
Kosok (gosong)siraman
terdiri dari tepung beras 7 warna daun kemuning dan mangir. Cidhuk (gayung)
siraman lebih bagus berbentuk siwur.
Prosesi
Siraman
Calon pengantin berpakaian
pasatan, hanya jarik kemben.
Mohon doa restu kepada
Panjurung
Urutan Siraman :
Sesepuh paling tua, 3 kali
menyiram lalu ibu-ibu semua 3 kali nyiram.
Ayah dan ibu pengantin
terakhir kali, airnya dari kendi pamorsih lalu kendhinya dibanting sampai pecah
sampai berujar “ora mecah-mecah kendhi, mecah pamore anakku”.
Gendhongan lalu pengantin di
gendhong orang tuanya ke kamar pangantin.
Kirim toya/air pamorsih
siraman kepada calon pengantin pria sehingga siraman memakai air yang sama.
Sesudah siraman, masuk pada acara
halup-halupan yakni pengeringan rambut memakai ratus wangi oleh perias, barulah
pengantin dipaes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar