Tari Jipong atau jaipongan adalah
sebuah kesenian dari sunda yang diiringi dengan musik denung yang dulunya
namanya ketuk tilu yang diciptakan oleh seniman yang bernama Gugum Gumilar. Nama jaipong adalah onomatope dari
suara kendang yang sering terdengar di antara tarian ini. Mulut penonton dan
pemain musik biasanya meneriakan aksen tiruan dari suara kendang: ja-i-pong,
ja-ki-nem, atau ja-i-nem. Ada juga yang mengatakan bahwa nama
jaipong mengacu pada bunyi kendang: plak, ping, pong.
Tari jaipong mulai ditampilkan di depan umum pada 1974 dalam
Hong Kong Arts Festival, melibatkan penyanyi-penari Tatih Saleh, Gugum Gumbira
sebagai koreografer, dan Nandang Barmaya, seorang musisi sekaligus dalang.
Ketika itu pemerintah sempat berupaya melarang tarian ini karena dirasa
cenderung amoral dan sensual. Tetapi alih-alih meredup, jaipong malah makin
populer, terutama di era 80-an. Bentuk tari jaipong kala itu tidak lagi
disajikan sebagai tarian pergaulan seperti ronggeng, tayub atau ketuk tilu, di
mana posisi penonton sejajar dengan penari, tetapi sebagai tarian panggung.
Jaipong biasa dilakukan oleh penari perempuan, tetapi bisa juga dilakukan
secara berpasangan.
Ciri dari
tari jaipong adalah gaya kaleran, alami dan apa adanya, ceria, erotis, humoris,
bersemangat, berspontanitas, dan kesederhanaan. Gerakan pada tari jaipong
sangat dipengaruhi oleh kliningan, pencak silat, seni ketuk tilu, dan ronggeng.
Gerakan jaipongan
memiliki dua kategori yaitu
1.
Ibing Pola (tarian berpola) tarian ini biasanya
dilakukan secara rampak (berkelompok) dikoreografi, disajikan dalam panggung
untuk kebutuhan tontonan saja.
2.
Ibing Acak (tarian
acak) populer di kawasan Subang dan Karawang yang disebut dengan Bajidor,
tarian ini merakyat karena posisi penonton dengan penari sejajar.
Pola jaipong
1.
Bukaan
Bukaan merupakan gerakan pembuka
2.
Pencugan
Pencugan merupakan bagian kumpulan gerakan-gerakan
3.
Ngala
atau titik
Ngala atau
titik merupakan pemberhentian dari rangkaian tarian
4.
Mincit
Mincit merupakan
perpindahan atau peralihan.
Gerakan dasar tarian ini sering disebut 3G akronim dari Geol
(gerakan pinggul memutar), Gitek (gerakan pinggul menghentak dan
mengayun), Goyang (gerakan ayunan pinggul tanpa hentakkan). Tari
jaipong boleh disebut sebagai salah satu identitas Jawa Barat, hal ini nampak
pada beberapa acara-acara penting di Jawa Barat. Tamu dari negara asing
yang datang ke Jawa Barat biasa disambut dengan pertunjukan tari jaipong.
Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar